Sungguh,
telah datang kepadamu seorang rosul dari golonganmu sendiri, berat terasa
olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan ( keimanan dan
keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman.
Maka jika mereka berpaling (dari keimanan) maka katakanlah (muhammad) “cukuplah
Alloh bagiku, tidak ada tuhan selain Alloh”. Hanya kepada-Nya aku bertawakal,
dan Dia adalah Tuhan yang memilki ‘Arsy (singgasana) yang agung. (QS,
At-Taubah, 9:128-129)
Analisis
Peta Bangsa Arab
Arab, artinya padang pasir, tandus dan
gersang. Arab menjadi sebutan bagi masyarakat di jazirah arab yang dibatasi
oleh laut merah dan Gurun sinai disebelah barat, disebelah timur dibatasi oleh
teluk arab dan sebagian besar negara Irak dibagian selatan, disebelah selatan
dibatasi oleh laut arab yang bersambung dengan laut India, dan sebelah utara
dibatasi oleh negeri Syam dan sebagian kecil dari negara Irak. Luasnya
membentang antara 1.000.000 x 1.300.000 mil.
Jazirah
Arab dahulu terbagi menjadi delapan kawasan,:
1.
Hijas terletak di
tepian laut merah, sebelah tenggara. Wilayah ini penting karena terdapat
Ka’bah.
2.
Yaman terletak
disebelah kanan Ka’bah, disebelah selatan Yaman terdapat samudra Hindia.
3.
Hadramaut, terletak
ditepi samudra Hindia, sebelah timur Yaman.
4.
Muhrah, terletah
disebelah timur dari Hadaramaut,
5.
Oman, terletak
disebelah utara bersambung dengan Teluk Persia,
6.
Al Hasa’, terletak
dipantai teluk Persia dan panjangnya sampai ketepian sungai Eufrat.
7.
Nejed, terletah
diantara Hijaz dan Yamamah, tanahnya datar dan luas, disebelah utara bersambung
dengan Syam, di timur dengan Irak,
8.
Ahqaf, terletak di
selatan, sebelah barat daya Oman.
Bangsa
Arab terbagi menjadi tiga bagian sebagai berikut:
1.
Arab Ba’idah:
kaum-kaum Arab yang sudah terdahulu punah, seperti Ad, Tsamud, Thasm, Judas,
Imlaq, dan lain-lain.
2.
Arab Aribah:
kaum-kaum Arab yang berasal dari keturunan Ya’rib bin Yasyjub bin Qohthan, atau
disebut pula Arab Qahthaniyah.
3.
Arab
Musta’ribah. Kaum-kaum Arab yang berasal dari keturunan Isma,il yang disebut
Arab Adnaniyah.
Agama
Bangsa Arab
Pada mulanya bangsa Arab beragama
Tauhid, agama nabi Ibrahim a.s. Lambat laun karena adanya banyak faktor
keyakinan bangsa Arab bergeser hingga menganut agama Animisme, pemujaan
berhala. Faktor terbesar adalah pengaruh ajaran Animisme yang berasal dari syam
pada masa Bani Khuza’ah berkuasa. Nah pada masa inilah disebut masa jahiliah
karena faktor kebodohan dan keyakinan Animisme yang kian marak menjadi anutan
orang-orang Arab.
Kondisi
sosial masyarakat jahiliyah
Kebodohan dan khurafat merajalela,
hidup layaknya binatang ternak. Wanita diperlakukan sepetri benda mati. Mereka
sering berperang merebutkan kekuasaan, harta dan kehormatan suku.
Kondisi
ekonomi
Berniaga merupakan sarana terbesar
mereka dalam menggapai kebutuhan hidup. Disana terdapat pasar-pasar terkrenal
seperti; Ukazh, Dzil majaz, Majinnah.
Kondisi
akhlak
Kehidupan nista, pelacuran, dan hal-hal
lain yang bertentangan dengan akal sehat dan perasaan menyebar luas. Disisi
lain akhlak-akhlak terpuji yang lain juga terdapat pada mereka; kedermawanan,
menepati janji, kekuatan tekat, lemah lembut, tenang, waspada dan sederhana.
Analisis
Wilayah Wekah pada Masa Kecil Nabi Saw.
Mekah
Al Mukarramah, Al Qur’an menyebutnya dengan “Bakkah Mubarrakah”, sebagaimana
Alloh berfirman,”Sesungguhnya yumah yang mula-mula dibangun untuk manusia ialah
Baitulloh di Bekkah (mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua
manusia.. (Qs. Ali Imran,3:96)
Di
kota yang dahulunya lembah inilah, Rasululloh dilahirkan pada 571 M atau 12
Rabiulawal tahun Gajah. Mekah merupakan pusat kegiatan perdagangan dan
peribadahan bangsa Arab dan sekitarnya. Di dalamnya terdapat ka’bah. Mekah
terletak kira-kira 300 m diatas permukaan laut, disebuah lembah yang kering
yang dikelilingi gunung karang yang tandus. Panjang lembah ini dari barat ke
timur sekitar 3 km dan dari utara ke selatan sekitar 1,5 km. Jarak dari
Mekah ke Jeddah 74 km, ke Thaif 80 km, ke Madinah 990 km, pada musim panas,
cuaca menapai 54 derajad celcius dan pada musim dingin mencapai 10 derajad
celcius.
Sirah
Kenabian dan Masa sebelum Kenabian
Muhammad bin Abdullah bin Abdul
Mutholib (nama aslinya Syaibah) bin Hasyim (nama aslinya Amr) bin Abdul Manaf
(nama aslinya Al Mughirah) bin Quashay (nama aslinya Zaid) bin Kilab bin Murrah
bin Ka’ab bin Luai bin Ghalib bin Fihr ( julukannya adalah Quraisy yang kemudian
suku ini dinisbatkan kepadnya) bin Malik bin Nadhar (nama aslinya Qais) bin
Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah( nama aslinya Amir) bin Ilyas bin Mudhar bin
Nizar bin Ma’ad bin Adnan. Lahir di Mekah, Senin12 Rabiulawal tahun gajah 20
atau 22 april 571 M. Sang kakek, Abdul Mutholib memilih nama ”Muhammad”, nama
yang belum dikenal oleh bangsa Arab.
Masa bayi beliau disusui aleh
Tsuwaibah, hamba sahaya Abu Lahab kemudian Halimah binti Abu Dzu’aib dari bani
Sa’ad bin Bakr. Setelah peristiwa pembelahan dada, beliau dikembalikan
kepada ibunda. setelah Aminah, sang ibu, wafat, Abdul Muthaloib
mengasuhnya sampai usia 8 tahun. Setelah sang kakek wafat, sang paman, Abu
Tholib mengasuhnya hingga beliau dewasa.
Pada usia 12 tahun Abu Thalib
membawanya berdagang ke Syam. Setibanya di Bushra, beliau bertemu seorang Rahib
dan diberi kabar ada tanda –tanda kenabian pada Muhammad. Abu Thalib diminta
kembali ke Mekah demi keselamatan Muhammad dari ancaman para Ahli Kitab. Pada
usia 15, Muhammad turut pada perang Fijar dan perjanjian Hilful Fudhul antara
pihak quraisy bersama Kinanah dengan pihak Qais Ailan bersama paman-pamannya.
Khadijah memperoleh pendapat dari pamannya, Waraqah bin Naufal, tentang tanda
kenabian.
Awal remaja, beliau biasa
menggembalakan kambing dikalangan bani Sa’ad dan juga di Mekah dengan imbalan
beberapa dinar. Usia 25 tahun, beliau berdagang ke Syam, menjalankan dagangan
milik Khadijah. Dua bulan sesudah itu, beliau menikahi Khadijah, seorang wanita
terhormat, kaya raya, cantik, dan dari keluarga terpandang yang berusia 40
tahun. Pada usia 35 tahun, beliau digelari Al Amin, terpilih sebagi seseorang
yang berhak meletakkan Hajar Aswad ketempatnya. Beliau menemukan sulusi dari
perselisihan hebat diantara kaum Quraisy.
Sirah
Masa Kenabian dan Risalah
Pada usia hampir menginjak usia 40
tahun, beliau lebih banyak mengasingkan diri di Gua Hira. Gua Hira adalah salah
satu gua yang terdapat di Jabal nur, perbukitan arah timur laut dari
Masjidilharam. Gua ini berada ditebing yang meski tidak terlalu tinggi, tetapi
agak curam. Jalan menuju gua ini sangat sulit dan terjal penuh rintangan,
banyak bebatuan yang mengapit gua sehingga setiap orang yang akan menuju gua
ini harus memiliki fisik yang kuat. Disekitar gua ini tidak ada pemukiman dan
kehidupan. Disinilah Rasulullah mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Pada usia matang itu tanda-tanda
kenabian semakin jelas, hadirnya mimpi-mimpi yang benar selama enam bulan
lamanya. Beliau senantiasa bermimpi melihat cahaya yang terang. Pada Ramadhan
tahun ketiga dari masa pengasingan di gua Hira, Alloh swt, mengangkat beliau
sebagai rasul memuliakan beliau dengan cahaya kenabian, dan menurunkan malaikat
Jibril untuk menyampaikan wahyu kepadanya, yaitu pada hari senin, tanggal 21
Ramadhan atau bertepatan 10 Agustus 610 M. Usia beliau ketika itu 40 tahun, 6
bulan, 12 hari menurut perhitungan kalender Hijriah atau 39 tahun, 3 bulan, 20
hari menurut perhitungan kalender Masehi.
Setelah wahyu pertama turun, terjadi
masa keterputusan wahyu selama beberapa hari lamanya. Beliau sangat ingin agar
ketakutan segera sirna, sebagaimana sebelumnya. Akhirnya Alloh mengutus kembali
Jibril untuk menyampaikan wahyu yang kedua yaitu surah Al Muddassir.
Proses
turunnya wahyu melalui beberapa cara sebagai berikut,
1.
Mimpi yang benar, ini
merupakan permulaan wahyu turun,
2.
Jibril memasukkan
wahyu kedalam dada dan hati naluri Rasululloh tanpa terlihat,
3.
Jibril mendatangi
Rasululloh dengan menjelma sebagai seorang lelaki dan berbicara langsung,
sehingga Rasululloh menyadari dan mengingat semua yang dikatakan itu. para
sahabatpun terkadang melihatnya,
4.
Wahyu datang kepada
nabi menyerupai suara gemerincing lonceng. Inilah wahyu terberat yang beliau
rasakan dan Jibril tidak terlihat oleh pandangan beliau,
5.
Nabi melihat malaikat
Jibril dengan rupa yang asli,
6.
Wahyu diturunkan
tanpa hijab, sebagaimana yang diwahyukan pada peristiwa Isra’ Mi’raj,
7.
Alloh swt berfirman
secara langsung kepada Rasululloh saw, tanpa perantara jibril.
Fase
dakwah
Kejahiliahan Quraisy, menyebabkan
Rasululloh gelisah dan mencari tempat sunyi untuk mendekatkan diri kepada
Alloh. Usia 40 tahun, beliau mendapat petunjuk melalui Ru’yah shodiqah (mimpi
yang benar). Setahun kemudian pada Ramadhan (Agustus 610 M) di Gua Hira’ Jibril
menyampaikan wahyu pertama QS Al Alaq, 96: 1-5. Peristiwa itu membuat beliau
khawatir dan cemas. Lalu beliau meminta Khadijah untuk menyelimuti dirinya.
Khadijah memperoleh pendapat dari pamannya, Waraqah bin Naufal, tentang tanda
kenabian. Khadijah meyakinkan kepada Muhammad,saw. Mengenai hal itu Khadijah
sebagai seorang dari kaum wanita yang pertama kali masuk islam. Sementara, dari
kalangan anak-anak adalah Ali bin Abi Thalib yang berusia 10 tahun didalam
asuhan beliau. Dari kalangan hamba sahaya Zaid bin Haritsah, pembantu beliau.
Dari kalangan dewasa dan yang memiliki kedudukan adalah Abu Bakar bin Abi
Quhafah yang membuka peluang para pembesar quraisy lainnya masuk islam.
Diantara mereka Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad
bin Abi Waqas, Thalhah bin Ubaidillah, dan diikuti oleh yang lainnya.
Setelah tiga tahun berdakwah secara
sembunyi-sembunyi, turunlah wahyu (QS. Al-Hijr, 15:94; QS. Asy-Syu’ara’,
26:214- 215) untuk berdakwah secara terang-terangan. Rasululloh naik ke bukut
Shafa, menyeru kaum Quraisy. Diantara mereka ada yang beriman dan ada juga yang
masih tetap durhaka (di antaranya Abu Lahab).
Ditengah ancaman Quraisy Abu Thalib
selalu membela Rasululloh. Banyak umat islam disiksa, diantaranya Bilal bin
Rabah budak asal Habasyah. Rasululloh menganjurkan untuk hijrah ke Habasyah
(Etiopia). Diantara mereka ada Utsman bin Affan bersama Ruqayyah binti
Rasululloh saw. Utsman bin Mazh’un, Ja’far bin Abi Thalib. Jumlah mereka
mencapai 83 orang.
Pada periode ini, Hamzah masuk islam,
demikian Umar bin Al Khatab melalui saudara perempuannya. Fatimah binti Khatab
yang membaca surah Thaha, pada tahun kesepuluh pada masa kenabian, Khadijah
wafat dan disusul oleh Abu Thalib. Saat itu merupakan situasi yang sangat sulit
dirasakan Rasululloh.
Dakwah
ke Thaif
Kepergian
Abu Thalib sang paman membuat Rasululloh sangat bersedih. Cobaanpun datang
bertubi-tubi. Orang-orang Quraisy mulai leluasa mengancam dan menyakiti
Rasululloh , ditemani Zaid bin Harits beliau pergi ke Thaif untuk mendapat
bantuan dari penduduk Thaif (Rasululloh pernah disusui oleh seorang dari bani
Sa’ad bin Bakr). Thaif merupakan pusat kekuatan dan kepemimpinan di wilayah
Hijaz. Thaif juga dikenal dengan daerah yang subur dan penduduknya lebih makmur
dari daerah sekitar lainnya. Thaif merupakan daerah idaman bagi penduduk Arab.
Akan tetapi, Thaif sebagai daerah yang bersaing ketat dengan Mekah dalam segi
keyakinan dan ekonomi. Disitu terdapat patung Latta yang menyaingi Hubbal
di Ka’bah. Disamping itu kepergian Rasululloh ini adalah untuk menyebarkan
agama Islam. Peristiwa ini terjadi pada tahun kesepuluh kenabian. Di Thaif,
Rasululloh menemui para pembesar dari bani Tsaqif. Beliau duduk bersama mereka
dan mengajak untuk beriman kepada Alloh. Beliau mendapati pertentangan yang
keras dari penduduk Thaif. Mereka melempari dan memcerca Rasululloh,